Trump Ancam Tambah Tarif 10% untuk Negara Pro-BRICS, Ketegangan Geopolitik Semakin Panas

Mantan Presiden AS, Donald Trump, kembali menggebrak panggung geopolitik dengan pernyataan terbarunya yang memicu kekhawatiran global. Dalam pidatonya baru-baru ini, Trump menyatakan niatnya untuk meningkatkan tarif impor sebesar 10% bagi negara-negara yang menunjukkan keberpihakan terhadap aliansi BRICS — kelompok ekonomi yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan.

Langkah ini dinilai sebagai bentuk perlawanan terhadap upaya dedolarisasi yang sedang digagas oleh negara-negara BRICS. Koalisi tersebut tengah berupaya memperkuat kerja sama ekonomi lintas negara dengan membentuk sistem pembayaran lintas batas berbasis mata uang nasional dan aset digital. Bahkan, rumor mengenai peluncuran BRICS currency berbasis emas terus menguat.

Apa Dampaknya bagi Pasar Global?

📉 Potensi konflik dagang baru diprediksi akan memicu:

• Volatilitas di pasar saham dan obligasi

• Perlambatan ekonomi global akibat gangguan perdagangan

• Pergeseran ke aset lindung nilai seperti emas dan Bitcoin

Analis meyakini bahwa eskalasi ini bisa mempercepat adopsi aset digital sebagai pelindung nilai terhadap tekanan mata uang fiat dan ketidakpastian global.

Crypto Semakin Dianggap Solusi?

Dengan meningkatnya tensi antara blok barat dan BRICS, banyak investor mulai melihat Bitcoin dan stablecoin sebagai pelarian yang aman di tengah krisis geopolitik dan ekonomi.

“Setiap ketegangan geopolitik besar seperti ini justru menjadi alasan kuat untuk adopsi Bitcoin,” ujar analis makro CoinKami.

Kesimpulan:
Trump kembali mengangkat isu proteksionisme dan memperkeras sikap terhadap kekuatan ekonomi baru seperti BRICS. Meskipun ini memicu ketakutan di pasar, langkah ini bisa menjadi katalis positif bagi kripto sebagai alternatif dalam sistem keuangan global yang semakin terfragmentasi.